Historiografi
Dalam penelitian sejarah, sering dikenal istilah historiografi. Secara garis besar, historiografi adalah hasil atau karya penulisan sejarah. Historiografi termasuk langkah terakhir dalam metode penelitian sejarah. Langkah ini menjadi sarana untuk mengomunikasikan hasil-hasil penelitian yang diungkap, diuji, dan diinterpretasi.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kamu pahami bahwa peristiwa sejarah memerlukan metode penelitian sebelum disajikan dalam bentuk historiografi atau tulisan. Tahapan metode penelitian sejarah dan tulisan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Metode penelitian sejarah menentukan keberhasilan historiografi. Selain itu, historiografi juga menentukan keberhasilan sejarawan dalam melakukan penelitiannya.
Historiografi memiliki pembagian waktu, berurutan dari historiografi tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi modern. Ini dia penjelasan dari 3 jenis historiografi tersebut:
1. Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional merupakan penulisan sejarah yang umumnya dilakukan oleh para sastrawan atau pujangga keraton dan bangsawan kerajaan. Ciri-ciri historiografi tradisional dapat kamu lihat pada gambar di bawah ini:
Berdasarkan pembagian waktunya, historiografi tradisional dibagi menjadi historiografi tradisional Hindu-Buddha dan historiografi tradisional Islam.
Ciri-ciri historiografi tradisional masa Hindu-Buddha:
1. Karya yang dihasilkan berupa terjemahan dari naskah-naskah dari India.
2. Bersifat religiomagis.
3. Bersifat istana sentris.
Contoh historiografi masa Hindu-Buddha adalah Kitab Mahabrata dan Ramayana, Kitab Pararaton, Kitab Negarakertagama, Babad Arya Tabanan, Babad Tanah Jawi, dll.
Ciri-ciri historiografi tradisional masa Islam:
1. Masih mengandung unsur mitos.
2. Sudah mengenal unsur kronologi.
3. Bersifat etnosentris.
Contoh historiografi masa Islam adalah Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Aceh, Babad Demak, Babad Tanah Jawi, dan Babad Giyanti.
2. Historiografi Kolonial
Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang ditulis pada masa kolonial. Fokus utama historiografi kolonial adalah kehidupan warga Belanda (Eropa) di Hindia Belanda karena ditulis oleh orang-orang Belanda atau Eropa. Tujuan penulisannya untuk memperkuat kedudukan mereka di Indonesia. Ciri-ciri historiografi masa kolonial adalah:
Contoh historiografi masa kolonial adalah:
1. Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie karya A.J. Eijkman dan F.W. Stapel.
2. Schets eener Economische Geschiedenis van Nederlands-Indie karya G. Gonggrijp.
3. Geschiedenis van den Indischen Archipel karya B.H.M. Vlekke.
4. Geschiedenis van Indonesie karya H. J. de Graaf.
5. History of Java (1817) karya Thomas S. Raffles.
3. Historiografi Modern
Historiografi modern muncul akibat tuntutan ketepatan teknik untuk mendapatkan fakta-fakta sejarah. Fakta sejarah didapat melalui penetapan metode penelitian, memakai ilmu-ilmu bantu, adanya teknik pengarsipan, dan rekonstruksi melalui sejarah lisan. Masa ini dimulai dengan munculnya studi sejarah kritis, yang menggunakan prinsip-prinsip metode penelitian sejarah. Contoh historiografi modern adalah Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo dan Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson.
Historiografi modern tentunya berkembang sesuai dengan zaman. Historiografi masa kini sudah semakin objektif dan kritis terhadap satu peristiwa sejarah. Adapun ciri-cirinya adalah:
- Bersifat metodologis: sejarawan diwajibkan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.
- Bersifat kritis historis: artinya dalam penelitian sejarah menggunakan pendekatan multidimensional.
3. Sebagai kritik terhadap historiografi nasional: lahir sebagai kritik terhadap historiografi nasional yang dianggap memiliki kecenderungan menghilangkan unsur asing dalam proses pembentukan keindonesiaan.
4. Munculnya peran-peran rakyat kecil.
Meski begitu, historiografi modern tidak lepas dari berbagai kelebihan dan kekurangan. Ini dia beberapa kelebihan dan kekurangannya:
Kelebihan dan kekurangan historiografi modern.
0 Comments:
Posting Komentar